Anak Haram

Sore ini si sulung bertanya tentang anak haram. Kami sedang menonton film drama seri Korea Jang Geum dan iklan sinetron Anak Haram selalu muncul. Ia menjadi penasaran dan bertanya, "Apa itu anak haram, ma?". Ketika saya menghindar menjawab, ia agak marah. Matanya langsung kriyip-kriyip tanda ia merasa kecewa. 


Anak lanang sulungku ini memang sensitif dan sering merasa kurang diperhatikan. Typenya mirip saya, sering menahan diri dan di usia SD ia tak suka sering dipeluk cium. Ia tak suka tapi kadang iri melihat adeknya yang masih TK kecil sering dipeluk-cium. Riweuh ya kalau punya anak yang sensitive. Diperhatikan marah, dicuekin lebih marah.


Saya kurang berkenan menjawab pertanyaan ini sebenarnya. Dan perlu waktu sebentar untuk mencari jawaban yang paling tepat. Saya tak mau anak saya menjadi salah satu orang yang menyebut orang lain dengan sebutan anak haram. Astagfirullah hal adzim… dan di saat saya sibuk meyiapkan jawaban yang tepat, ia sudah tersinggung duluan. Haduuh… anak mama ini bener-bener sering bikin mamanya sinau.

Setelah 10 menit berlalu dengan prolog yang kurang penting…. Saya menemukan kalimat yang tepat. Setidaknya menurut saya. Jawaban jika anak bertanya tentang arti anak haram versi saya adalah,:

 “Nang, kamu tahu kan jika semua bayi yang lahir itu suci? Ia terlahir suci dan tak membawa dosa?” Saya biasa memberi jawaban yang membuatnya ikut menjawab. 
“Di dunia ini ada banyak sekali orang yang kurang baik sikap dan kata-katanya. Kamu tahu, kan? Nah mereka ini menyebut anak yang terlahir tanpa ayah dengan sebutan anak haram. Sebutan yang kejam menurut mama. Karena tak ada manusia yang haram. Allah menciptakan semua manusia suci dan tanpa dosa – meski orang tuanya berdosa. Bagaimana menurutmu?” 

Dan ia berhasil saya giring ke opini positif yang saya yakini. Pembicaraan ini diakhiri dengan penekanan wajib, “Mama harap kamu menjadi orang yang sopan, santun, berkata yang baik, berbuat yang baik, dan jangan menyakiti hati orang lain.”

Begitulah…. Betapa penting menjawab pertanyaan anak dengan baik agar ia tidak salah arah. Saya jadi ingat pada status pakde Cholik yang ini:

Seorang anak TK bertanya mengapa benda itu disebut Kacang Ijo.
Mama:"Tanya papa"
Papa:"Tanya kakak"
Kakak;"Tanya gurumu"
Guru:"Tanya saja nanti nanti kalau sudah besar ya"
Setelah besar, si anak bertanya kepada seseorang. Orang itu menjawab sambil berbisik :"Ssst..jangan tanya yang sudah given, nanti kamu dianggap anti kemapanan"

Pertanyaannya: Siapa anak nama anak itu ?

Dan saya jawab Vicky sehingga mendapat hadiah buku “Indonesia Dari Balik Jendelaku”. Alhamdulillah.
Begitulah... kelihatan sederhana, tetapi kitalah yang membentuk pribadi anak dengan pelajaran-pelajaran sederhana ini.

14 Komentar

  1. Anak2 memang bikin kita berpikir keras menjawab pertanyaan mereka ya mbak. Si sulung ini mirip sulung saya, kelihatannya keras, tidak begitu suka dibelai2 tapi sebenarnya menikmati kalo sesekali saya belai2 dan saya kecup jidatnya ....

    Moga terus bertumbuh jadi anak shalih dan cerdas, biar mamanya belajar terus ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin....
      Anak itu guru yang paling membuat kita sibuk ya mbak.

      Hapus
  2. pertanyaannya bikin pusing ya mbak takut jawabnya salah, sebenarnya gak ada anak haram ya kasihan si anaknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah mbak. anak belajar dari sekeliling, dan tugas kita memfilter pengetahuan anak.

      Hapus
  3. pertanyaan tricky, tapi jawabannya bagus. aku sampai segede gini aja masih bingung kenapa anak bisa haram. aneh :p

    BalasHapus
  4. Menjawab pertanyaan anak memang harus hati2 ya mbak

    Disini juga anak TK yg diejekin temennya 'ndak punya bapak' padahal bapaknya kerja keluar negeri. Terang aja anaknya nangis2 ngadu sama ibuknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak2 mbak. tapi itu juga salah lingkungan sekitar yg tak bisa menjaga mulut di sekitar anak.

      Hapus
  5. iya mbak,anaku umar azkiya sudah mulai juga bertanya macam-macam,abis nany satu hal nanya lg hal lain....
    kita harus sabar ya...krn itu tandany anak kt cerdas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya mbak. mereka pemberi soal yang baik. pengasah otak yg baik.
      saya terpaksa hafal semua isi pelajaran sekolahnya agar ia termotivasi belajar.

      Hapus
  6. anak sulung emang suka gituh, keras padahal sensitif, pertanyaannya suka bikin kita bingung, tapi kalau kejadiannya kesayah mah bakal tak jelasin sedetail mungkin...negatif dan positif nya di jembrengin supaya dia paham betul...heheuy.

    BalasHapus
  7. apalagi yg perlu dijelaskan untuk anak Sd kelas 3?
    penalaran mereka beda dan akan jadi blunder sendiri akhirnya. :)

    BalasHapus
  8. yg haram itu kan perbuatan org tuanya, ya (kl dilakukan tdk sah). Cuma repot jg kl sp anak ty perbuatan haram itu apa? :D

    BalasHapus
  9. Bener mbak.....
    kita mesti punya trik husus untuk menyusun kalimat... anak-anak sangat kritis, salah-salah jawab.. malah membuat anak tambah bingung....

    salam...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)